Sometimes life does not match what is expected. but i know in our life given many choices. depending on whether we have the will to choose life or whether in fact the opposite is not merely to breathe, or just stay on this earth, there are still many things we must do in order to make us more meaningful and could meaning of life.and I know that learning is not just for those who are born in fortunate circumstances. we all have equal opportunity has particularly those, where there is a will,there's way.

Minggu, 28 Februari 2010

"Sahabat".


Tak ada seseorang pun yang ingin di anggap sebagai orang yang tak bisa menepati janji, begitulah ungkapan yang tepat di ucapkan untukku, jam menujukan pukul 11:30 menit, ketika kudapati beberapa sms yang masuk kekotak hpku, ku buka satu persatu ternyata, beberapa temanku menanyakan apakah aku jadi maen kerumah salah satu dari meraka atau tidak, sebenarnya sudah kuputuskan untuk mampir ke warung yang ada di depan kampus untuk membeli Bakso (makanan paporitku), tapi berhubung teman-teman yang lain menunggu akhirnya ku urungkan niat untuk membelinya,ku tapakan kaki meninggalkan warung bakso, tersebut.Kemudian akupun telfon satu temanku"B" yang kebetulan belum berangkat untuk bersama-sama kerumah "N". Cuaca sepertinya memang tak bersahabat, mendung mulai mengelayut dan beberapa awan berkumpul untuk menyelimuti langit, terang saja begitu aku masuh angot, hujanpun mulai berjatuhan membasahi tubuh mungilku, huh... mana aku sama sekali belum tahu rumah "N" lagi. tapi tak mengapalah lagi pula nanti aku akan berangkat bersama"B" setidaknya dalam perjalanan ada teman untuk sekedar berbagi cerita. Akhirnya akupun sampai di di depan pasar swalayan"R" untuk menunggu"B" yang nantinya aku akan berangkat bersama dia kerumah"N", aku paling benci jika harus menunggu, menunggu bagiku seperti mati dalam hitungan waktu, setelah beberapa menit menunggu akhirnya "B" pun datang dan kita melanjutkan perjalanan ke rumah"N". Walaupun hujan, becek (karena kami harus melewati pasar untuk sampai ke anggkot yang akan meneruskan perjalanan menuju rumah"N".) tapi hati kecilku tersenyum, aku masih beruntung memilki teman-teman seperti mereka, mau mengerti keadaanku, bisa membuatku tertawa, dan aku .....pada merekalah...:P, kemudian ku baca tulisan" Pondok aren". itu berarti aku telah sampai kerumah "N", sesampai di tumahnya bebrapa temanku sudah cengar-cengir, dan bilang kenapa baru dateng, sampai lumutan neh nungguin'a. Seperti biasa kamipun hanya berbicara tentang pekerjaan, kul, dan sambil sesekali mendengarkan music, makan, dan pulang. Singkat cerita, kamipun pamit untuk pulang, aku pulang bersama "B" lagi karena memang kami satu jurusan, dalam perjalanan pulang, kami saling share tentang kuliah yang sedang kami jalani, satu hal yang membuatku kagum denganya, bahwa dalam setiap UTS, maupun UAS dia sama sekali tidak pernah sedikitpun membuka catatan"MENYCONTEK", memang di kelas di terkenal cukup pandai, jika ada yang bertanya tentu dia mau menerangkan, istilahnya kepandaiannya tidak hanya untuk diri sendiri, hanya saja aku merasa tersentuh ketika dia bilang" ada beberapa teman-teman kita hanya membutuhkanku pada saat2 tertentu saja, misalnya ketika UTS, ataupun UAS, mereka akan sibuk mengSMS, menjelang hari2 itu, padahal ketika ujian telah selesai, ketika aku sms sama sekali tak di balas, atau terang saja ketika mereka sedang senang mereka akan melupakanku seolah-olah mereka tidak pernah menganggapku, yah akupun tak pernah mengharapkan jika mereka sedang bahagia mereka selalu mengingatku, tapi setidaknya hanya untuk menyapaku". Ya Tuhan, apa yang harus ku ucapkan, dalam hati aku hanya bisa merasakan apa yang sedang iya rasakan, Begitukah dalam persahabatan, mudahkah seseorang bisa melupakan kebaikan yang pernah di terimanya? dan semoga akupun tidak menjadi seperti yang "B" katakan.


"Sahabat"

Laksana semburat keemasan senja
Selalu memberikan keindahan di hati
seperti embun yang di pagi hari

selalu meneteskan kesejukan tersendiri
Hadirmu begitu nyata untuku
Engkaulah yang memberikan setitik cahaya


ketika gelap melanda
Engkaulah yang menjadi tempat bersandar
ketika ku tak bisa membendung air mata yang mengalir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar